Sayajuga baru tahun lalu melihat itu. Sebelum acara pesta 100 tahun Sisingamangaraja XII kami diajak melihat Piso Gaja Dompak itu. Kami diantar ke tempatnya Piso Gaja Dompak itu, saya kenalkan diri. Saya melihat sarungnya sudah lapuk. Gajah itu memang ada. Saya ingat dulu yang menyimpan Piso Gaja Dompak ini Sunting Mariam putrinya yang nomor WarnaMerah & Putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan Piso Gaja Dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII. Ketika terjadi Perang Aceh, pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul2 dengan warna Merah & Putih, berlatar pedang, bulan sabit, matahari dan bintang serta ayat suci Al Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Senjata tradisional Sumatera Utara memang sangat beragam. Kekayaan budaya yang ada di tanah Batak ini memang terkenal dengan ciri khas tersendiri. Jenis senjata yang diwariskan secara turun-temurun pun sangat beragam. Banyak hal yang dapat kita pelajari tentang Senjata Asal Sumatera Utara, karena keunikannya. Bagi Anda ygn ingin mengetahui tentang Senjata Tradisional Sumatera Utara, berikut adalah informasi lengkapnya yang admin dapat dari berbagai sumber terpercaya. Daftar Senjata Tradisional Sumatera UtaraTongkat Tunggal Gaja DompakPiso Silima Sitolu Sasarung. Daftar Senjata Tradisional Sumatera Utara Tongkat Tunggal Panaluan. Senjata tradisional ini mempunyai nama tunggal panaluan yang berupa sebuah tongkat berupa relief patung kemudian dihiasi dengan bulu-bulu halus. Tampilannya secara fisik memang tidak begitu memberikan efek serius jika digunakan untuk menyerang seseorang. Meskipun demikian, masyarakat Batak Toba yakin bahwa pada masa lampau Raja Batak menggunakan senjata ini untuk melumpuhkan lawan walaupun tanpa bersentuhan langsung. Tentu saja hal ini mengisyaratkan adanya sisi mistis dari senjata tradisional Sumatera Utara ini. Senjata ini kerap disucikan secara khusus oleh masyarakat setempat. Sekarang ini, masih ada satu tombak tunggal panaluan yang masih tersisa yang disimpan di dalam Museum Gereja Katolik yang ada di Samosir. Piso Karo. Selanjutnya adalah Piso karo senjata tradisional khas Sumatera Utara yang cukup legendaris. Jenis senjata ini nyaris sama dengan pisau gading. Perbedaannya terletak pada bentuk gagangnya yang jika diperhatikan cukup signifikan. Perbedaannya terletak pada cara pembuatannya. Jika pisau gading dibuat dengan cara diukir, mata pisau Karo menggunakan kayu dan tanpa ukiran. Posisi keunikannya terletak pada ujung pegangan yang mempunyai cabang dan sarungnya sudah dilengkapi dengan perak dan suasa sebagai pamornya. Piso Sanalenggam. Berikutnya adalah piso Sanalenggam yang juga merupakan senjata tradisional asal Sumatera Utara. Senjata ini terdiri dari sebilah pedang yang bentuknya cukup unik. Gagangnya terbuat dari kayu yang diukir sedemikian rupa sehingga terlihat seperti patung seorang pria yang tengah menunduk. Adapun bentuk patung pada gagang piso ini sama persis seperti patung-patung suku Maya yang ada di dataran Amerika Tengah. Kemiripan ini pun masih menjadi teka-teki para sejarawan. Piso Toba. Senjata tradisional dari Sumatera Utara berikutnya adalah pisau Toba, dimana piso ini berasal dari masyarakat Batak Toba. Bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan pisau Batak lainnya. Batangnya melengkung ke dalam dengan tujuan agar memudahkan penggunaannya ketika dipegang. Lihat juga Kebudayaan Sumatera Utara Lengkap Piso Gading. Piso ini berupa sebilah pedang dengan bilah yang sangat tajam. Senjata tradisional satu ini disebut Piso Gading dikarenakan gagang pegangannya terbuat dari gading gajah. Disebabkan oleh bahannya yang langka ini, maka pedang ini sudah sangat sulit untuk ditemukan. Adapun satu yang masih tersisa ialah pisau gading peninggalan raja Batak Toba yang dibuat sekitar abad ke-19. Hujur Siringis. Senjata tradisional dari Sumatera Utara berikutnya adalah Hujur Siringis. Senjata ini berbeda dengan senjata tradisional Sumatera utara piso serit. Dari berbagai penulisan sejarah diketahui bahwa Hujur Siringis ini merupakan senjata tradisional yang paling pertama kali ditemukan. Senjata dengan bentuk tombak ini diyakini sebagai senjata utama para prajurit kerajaan Batak di masa yang lampau. Senjatanya terbuat dari kayu yang ringan tetapi kuat dengan bilah pisau yang runcing pada bagian ujungnya. Piso Gaja Dompak Bisa dikatakan bahwa senjata tradisional dari Sumatera Utara yang satu ini cukup terkenal dan bahkan bisa dikatakan yang paling terkenal. Sesuai dengan namanya, senjata ini berupa sebilah pisau yang sudah dilengkapi dengan ukuran ukiran gajah pada bagian gagangnya. Dari sejarahnya, piso Gaja Dompak ini berasal dari warisan raja yang ada di kerajaan Batak pertama yaitu Raja Sisingamangaraja 1. Sebagai pusaka yang diwariskan turun temurun, maka pisau ini tidak pernah digunakan untuk berperang maupun menumpahkan darah. Meskipun begitu, masyarakat tradisional Batak yakin bahwa adanya kekuatan magis yang dipunyai oleh senjata ini. Piso Gaja Dompak adalah pusaka yang mempunyai peran penting dalam perkembangan kerajaan Batak dan biasanya hanya digunakan untuk alarm kalangan Raja saja dari segi sejarahnya pisang raja Jombang ini sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan Raja Sisingamangaraja yang pertama. Hal ini juga didasarkan pada kepercayaan masyarakat setempat dengan adanya mitos yang berasal dari tradisi lisan yang kemudian tercatat dalam aksara. Sejarah senjata tradisional Sumatera Utara ini dikisahkan bahwa pada zaman dahulu, ada seorang bernama Bona Ni Onan yang tidak lain merupakan putra bungsu dari Raja Sinambela Ketika pulang dari perjalanan jauh Bona Ni Onan mendapati istrinya sedang hamil. Ia pun meragukan kandungan istrinya. hingga suatu malam ia bermimpi didatangi seorang roh. Lihat juga Rumah Adat Indonesia Roh itu mengatakan jika anak yang ada di dalam kandungan sang istri adalah titisan roh Batara Guru dan jika anak tersebut kelak akan menjadi raja yang mempunyai gelar Sisingamangaraja. Bona Ni Onan memastikan tentang adanya kebenaran mimpi tersebut kepada sang istri. Istrinya pun bercerita jika ketika ia mandi di tambak sulu atau di hutan rimba ia mendengar adanya suara gemuruh yang kemudian diikuti dengan tampaknya cahaya merasuki tubuhnya. Setelah tahu bahwa dirinya hamil, ia pun percaya bahwa ia tengah bertemu dengan roh Batara Guru. Kehamilannya pun tidak seperti kehamilan pada umumnya yang memakan waktu 19 bulan. Selain itu, saat kelahiran sang anak, terjadi badai topan dan gempa bumi yang dahsyat. Itu sebabnya putranya diberi nama manghuntai yang artinya gemuruh gempa. Ketika beranjak dewasa, Manghuntai mulai menunjukkan sifat-sifat yang ajaib yang memperkuat ramalan bahwa dirinya ialah calon raja. Saat remaja, Manghuntai pun pergi menemui Raja Maha Sakti yang bernama Raja Uti guna memperoleh pengakuan. ketika ia hendak menemui Raja Uti ia menunggu sambil memakan makanan yang disuguhkan oleh istri si raja. Secara tidak sengaja, ia mendapati Raja Uti bersembunyi di atap dengan rupa seperti moncong babi. Raja Uti pun kemudian menyapa Manghuntai dan menanyakan maksud kedatangannya menemui raja. Ia kemudian meminta seekor gajah putih yang kemudian bersedia memberikan syarat itu. Konon, Piso Gaja Dompak ini tidak bisa dilepaskan dari pembungkusnya kecuali orang memiliki kesaktian dan Manghuntai lah yang bisa membukanya ketika itu. Ia pun menjadi raja dengan Sisingamaraja 1. Hingga saat ini masyarakat Batak masih percaya akan adanya mitos ini. Senjata tradisional Sumatera dan penjelasannya ini bisa menjadi informasi hingga saat ini bagi sejarah kebudayaan yang ada di Sumatera Utara. Secara filosofis piso Gaja Dompak memuat simbol-simbol bentuk runcing dari senjata ini di dalam bahasa Batak disebut dengan rantos yang artinya ketajaman berpikir dan juga kecerdasan intelektual. Tajam melihat permasalahan dan peluang juga bisa menarik kesimpulan dan bertindak. Ukiran yang berpenampang gajah diduga diambil dari sebuah mitos yang memberikan piso Gaja Dompak dan juga seekor gajah putih. Pada Manghuntai maupun Sisingamangaraja 1 ialah lambang kebesaran pemimpin Batak yang mempunyai kecerdasan intelektual guna berbuat adil pada rakyat dan juga bertanggung jawab kepada Tuhannya. Piso Silima Sarung. Berikutnya senjata tradisional suku Batak bernama piso Silima Sarung. Arti piso Silima Sarung ini ialah di dalam satu sarung terdapat 5 buah mata pisau sehingga senjata tradisional ini punya ketajaman tersendiri dan harus hati-hati ketika menggunakannya. Menurut orang Batak, manusia lahir ke dunia ini mempunyai empat roh dimana kelima badan yang berubah wujud. Di dalam ilmu meditasi guna mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa maka terlebih dahulu harus menyatukan 4 roh ini. Lihat Juga Pakaian Adat Sumatera Utara Piso Sitolu Sasarung. Senjata tradisional piso Sitolu Sasarung ini ialah pisau yang mempunyai satu sarung yang dimana di dalamnya terdapat tiga buah mata pisau. Pisau ini sendiri melambangkan kehidupan orang Batak yang menyatu pada 3 benua. Adapun ketiga benua itu adalah benua atas, benua tengah, dan juga benua bawah. Selain itu, hal ini juga melambangkan agar debata natolu debata guru yang merupakan kebijakan, batara surya yang artinya keimanan dan kebenaran batara bulan yang merupakan kekuatan tetap menyertai orang Batak dalam kehidupan sehari-harinya. Demikianlah informasi lengkap mengenai senjata tradisional Sumatera Utara. Keragaman budaya yang diwariskan secara turun temurun memang begitu banyak. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat untuk ilmu pengetahuan seputar kebudayaan. Daftar Isi Senjata Tradisional Suku Batak Toba 1. Piso Halasan 2. Piso Gading 3. Tunggal Panaluan 4. Piso Gaja Dompak Senjata Tradisional Suku Batak Karo 1. Piso Tumbuk Lada 2. Piso Surit Senjata Tradisional Suku Nias 1. Toho 2. Baluse Senjata Tradisional Suku Batak Dairi 1. Piso Sanalenggam Senjata Tradisional Suku Melayu 1. Meriam Puntung Medan - Etnis yang beragam di Sumatera Utara Sumut membuat kekayaan budaya wilayah ini berlimpah. Hal itu meliputi senjata tradisional. Detikers harus tahu, senjata tradisional khas Sumatera Utara sangatlah leluhur menggunakan senjata-senjata tersebut dalam berbagai kegiatan, mulai dari berperang, acara adat, berburu, dan lain-lain. Kira-kira, detikers tahu ada berapa banyak senjata tradisional di Sumatera Utara?Dilansir dari berbagai sumber, berikut detikSumut hadirkan sepuluh senjata tradisional khas Sumut. Simak selengkapnya di bawah ini! Senjata Tradisional Suku Batak Toba1. Piso HalasanBerasal dari Tapanuli Utara, piso halasan merupakan senjata tradisional khas Sumut yang melambangkan kebesaran suku Batak dari van Zonneveld 2001, piso halasan berbentuk pedang bermata tunggal yang sedikit melengkung. Pisau dari pangkal sedikit semakin lapang, sempit di tengah, sedang di anggota ujung runcing tapi semakin lapang dari anggota tengah. Biasanya, piso halasan terbuat dari tanduk Halasan Istimewa/Instagram sarung pedang, terbuat dari bahan logam. Panjang keseluruhan piso halasan mencapai 76 cm dengan mata pisau sepanjang 50 cm. Di bagian gagang piso halasan diukir dengan ornamen yang indah. Dan terdapat ukiran seperti singa bertanduk harus tahu, nih, yang boleh memiliki piso halasan adalah pemimpin batak yang sudah benar otoritas sampai di tingkat Bius. Secara filosofi, pisau merupakan simbol kecerdasan sedangkan sarungnya dilambangkan sebagai hukum yang melaksanakan penangkal dari hal yang bersifat perbuatan yang dapat merugikan Piso GadingMasih dari Toba, senjata satu ini bukanlah sembarang piso karena hanya boleh dimiliki raja. Berbentuk pedang dengan bilah piso gading sedikit melengkung dan biasanya merupakan senjata yang beracun. Racun yang terdapat dalam pedang tersebut dapat menyerang sistem syaraf otak sehingga mampu melemahkan otak dan juga dapat menyerang Tunggal PanaluanTunggal Panaluan Foto Istimewa/Instagram nyamangalleryTunggal Panaluan ini merupakan senjata tradisional yang berbentuk tongkat. Biasanya, tunggal panaluan dimiliki oleh raja-raja yang meyakini, tunggal panaluan ini memiliki kekuatan supranatural, detikers! Biasanya, senjata tradisional ini digunakan saat upacara adat seperti meminta hujan, menolak bala, dan sebagainya. Ukiran dari senjata ini berupa hewan atau manusia yang tersusun ke Piso Gaja DompakApakah detikers kenal dengan Sisingamangaraja XII? Tenang, kita memang masih tetap membahas senjata tradisional, kok. Hubungannya dengan Sisingamangaraja XII lantaran senjata satu ini, piso gaja dompak, merupakan senjata dari pahlawan Sisingamangaraja ini dipergunakan Sisingamangaraja XII dalam upayanya mengusir penjajah Belanda dari Tanah Batak. Karena digunakan Sisingamangaraja XII, banyak yang meyakini senjata tersebut memiliki kekuatan supranatural terbilang lebih pendek dari pedang, apabila dibandingkan dengan belati, piso gaja dompak lebih panjang. Di bagian gagang piso gaja dompak dibuat ukiran berbentuk gajah dengan sarungnya berwarna Tradisional Suku Batak Karo1. Piso Tumbuk LadaKali ini kita berpindah ke masyarakat Karo, detikers. Senjata satu ini masih tergolong senjata tradisional khas Sumatera Utara. Piso tumbuk lada merupakan senjata khas dari Kerajaan Aru Karo dan Melayu pesisir Tumbuk Lada Foto Istimewa/Instagram memang boleh pendek detikers, tetapi senjata ini cukup berbahaya karena termasuk senjata yang beracun. Dengan ukurannya yang pendek, Piso tumbuk lada digunakan dalam pertarungan jarak termasuk senjata yang beracun, piso tumbuk lada bukan tergolong sebagai senjata berperang. Piso tumbuk lada lebih dikenal dengan ilmu Piso SuritSelain Tumbuk Lada, orang Batak Karo juga punya Piso Surit. Nama senjata ini berasal dari bahasa Karo, yakni piso berarti 'pisau' dan surit berarti 'tarung'. Sesuai namanya, piso surit dulunya digunakan orang Karo untuk melawan pasukan penjajah ini punya bentuk melengkung dengan gagang bercabang dua. Detikers dapat melihat langsung senjata kebanggaan orang Karo ini di sejumlah museum, salah satunya di Museum Jamin Ginting yang ada di Desa Suka, Kabupaten Tradisional Suku Nias1. TohoJauh menyeberangi laut, senjata tradisional satu ini berasal dari Pulau Nias. Namanya adalah toho yang berarti tombak dalam bahasa dari Warisan Budaya Indonesia, terdapat dua jenis toho yang digunakan masyarakat Nias, yaitu Toho Sondrami yang dipakai untuk berburu dengan ciri mata tombak yang memiliki kait dan Toho Bulusa atau Burusa yaitu tombak yang dipakai untuk Foto Dok. Museum Pusaka NiasToho merupakan benda yang digunakan Raja Sirao Uwu Zih, soerang tokoh utama dalam kisah tentang asal-usul Orang Nias untuk menguji sembilan orang anaknya yang salah satu dari mereka, jika berhasil melewati ujian akan diangkat menjadi mata Toho terbuat dari besi tempa oleh dikerjakan oleh para sihambu atau pandai besi. Panjang mata Toho dihitung dari ujung sampai pangkal mata Toho yang tersambung dengan kayu Akhe yang keras namun cukup lentur kira-kira 1,5 meter. Sedangkan di pangkalnya menggunakan kayu akhe yang dibuat BaluseSenjata tradisional khas Sumut ini digunakan para prajurit di Nias perlindungan terhadap tombak dan pedang. Melansir dari Museum Pusaka Nias, baluse berasal dari Hili'adulo, Nias sejarahnya, baluse menjadi salah satu senjata utama masyarakat suku Nias dalam berperang. Baluse juga digunakan sebagai pertahanan melawan Penjajahan Belanda yang bermukim di Tradisional Suku Batak Dairi1. Piso SanalenggamSenjata tradisional satu ini memiliki banyak sebutannya lho, detikers. Sebutannya yang lain ialah piso sanalenngan, piso sinalenggam, piso sinalenggan, piso surik sinalenggan, dari van Zonneveld 2001, piso sanalenggam memiliki bentuk melebar dari gagang hingga ujung dengan satu sisi potong yang tajam. Pedang ini biasanya tidak memiliki rongga atau belahan tengah. Bentuknya menyerupai bentuk S dan dari gagang ke ujungnya berbentuk sedikit yang digunakan dalam senjata ini terbuat dari kayu atau tanduk dengan hiasan ornamen di ujungnya. Ujung gagang membengkok ke arah kenop gagang. Kenop dan cincin gagangnya biasanya terbuat dari dibuat dari kayu dan permukaannya datar. Lebar lubang sarung dibuat lebih besar dari diameter pisau. "Piso Sanalenggam" digunakan oleh etnis Batak, terutama Suku Batak Tradisional Suku Melayu1. Meriam PuntungBeralih ke daerah Melayu, detikers. Senjata tradisional satu ini merupakan peninggalan sejarah yang bisa dijumpai di Istana Maimun. Senjata ini punya cerita menarik karena peletakannya di halaman istana di dalam sebuah bangunan rumah adat Batak itu, asal muasal penamaan senjata ini karena karena meriamnya tak utuh lagi alias ini memiliki kisah yang berkaitan dengan Kerajaan Aru dan juga kisah dari Putri Hijau. Seperti senjata tradisional yang lain, meriam puntung dianggap memiliki kekuatan gaib yaitu dapat meledak walau sulut apinya tidak buntung di halaman Istana Maimun Foto Wahyu Setyo Widodo/detikcomNamun dari sumber yang berhasil didapat detikSumut bahwa meriam puntung merupakan bukti penaklukan Kesultanan Deli terhadap Kerajaan dari Piso Halasan sampai Meriam Puntung, semuanya merupakan senjata tradisional khas Sumatera Utara. Dari sepuluh senjata tadi, adakah yang berasal dari suku detikers? Simak Video "Rencong, Senjata Tradisional Khas Aceh, Aneuk Laot Sabang" [GambasVideo 20detik] dpw/dpw Turiturian ni Raja Sisingamangaraja XIIDungkon na hea i masa, ima parro ni si Pongki Nangolngolan laho mangarongrong harajaon ni Amana Sisingamangaraja na pasampuluhon X sian nagori Pagaruyung; nang pe naung tangkas nian diboto raja Sisingamangaraja pasampulusadahon XI do muse na tartahop do ia si Pongki Nangolngolan binuat ni bangso partungkum Bolanda, ima di masa ni uluan nasida uju ro martungkum diluat i na margoar si Von Amerongen, di sada inganan partabuniananna dingkan huta na margoar Air Bangis. Jala, na laos nidabu nasida do uhuman tu galebut i tingki i, marhite uhuman na tung mansai posi. Alani i, asa tung apala jaga dohot manat situtu do raja i, ima Ompu Sohahuoan, laho mangotapi angka rumang ni na masa muse tu joloan ni ari sisongon dilaon-laon ni ari, dung do ro Ompui si Nommensen, dohot si Van Der Tuuk, dohot si Junghun laho manopot tano Batak, ima tano na ginonggoman ni raja i Sisingamangaraja pasampulusadahon XI, marhite turgas nasida be sian nagarina, isarana laho pararathon barita ni ugamo hakaristenon, suang songoni dohot na mangurupi raja i pe nasida muse ro di angka parripena, ima sian sada rumang ni sahit na tung mansai porsuk tingki i, jala na mura bali, na margoar sahit begu antuk manang nidokna kolera. Jala, laos binuat ni sahit i do nang parmate ni raja Sisingamangaraja na pasampulusadahon XI muse. Alai alani jaga ni raja i, pola do gabe dituhas raja i si Van Der Tuuk na tulang ni si Raja Mangalambung, ima dongan marsumbang ni si Hapatihan. Alani i, bungkas do si Van Der Tuuk sian Bakara dibahen biar ni rohana di parmaraan na boi masa tagamonna sian raja i Sisingamangaraja pasampulusadahon XI.Dung diboto raja i naung lam matua ibana jala huhut sai marsahit-sahit, songon nidok ni pandohan ma antong butarbutar mataktak, butarbutar maningki i, molo mate pe Amana, adong do anakna maningki i, asa didok raja i ma tu ianakhonna si Pallupuk Ompu Tuan Nabolon, ima tubu ni soripadana na parjolo, sian boru Aritonang ima na sian huta Nagodang, Muara asa ibana ma na manorushon harajaonna i songon singkatna; ala huhut naso tuk i dope hatiha i diboto raja i umur ni anggidolina si Patuan Bosar Ompu Pulobatu, ima tubu ni soripadana sipaidua sian boru Situmorang; molo gabe mamintor pamasaon nasida didok rohana tingki i ulaon na paduru piso gaja dompak. Alani i, sanga do marpiga-piga leleng jolo si Pallupuk mandalanhon harajaon ni Amana si Singamangaraja na pasampulusadahon XI di tano Batak. Asa ibana do na sai laho mardalan tu ganup angka luat dohot bius ni torop Raja, laho pasahat tona dohot na pademak angka dung hira tang umur ni si Patuan Bosar Ompu Pulobatu, marhata jala martahi ma saluhut angka raja-raja bius patane, bale onan Balige. Saluhutna ma nasida na adong di bonapasogit tano Balige raja i satolop, asa dipatupa ma ulaon na mamillit sian ianakhon ni raja i, ima si Pallupuk dohot si Patuan Bosar. Asa dapot antong diboto natorop i sian nasida nadua ise do naminiahan ni Mulajadi Nabolon laho manjujung harajaon ni si Singamangaraja gabe singkat ni dititi ari laho bahen tingki pangujianon di nasida nadua, dipasingkop ma dohot sude nasa na ringkot mangambangi ulaon i. Diusung ma dohot angka pusaha hasontion di harajaon ni Sisingamangaraja tu inganan lobuan nagodang tu antaran na bidang i. Diboan ma piso gaja dompak, ima piso naniumpat marsillam-sillam pinasarung marungut-ungut, dohot hujur sane hujur siringis, ima hujur sitonggo mual i. Dang hatadingan, piso pangabas pe diboan ma, ima piso siabas begu jau siabas begu toba, songoni dohot lage-lage haomasan, tabu-tabu sitarapullang, tumtuman sortali sintara malam, nang dohot hoda sihapas digondangi jala dipatortor ma nasida nadua ianakhon ni raja i di lobuan nagodang di antaran na bidang i marsingkat soring; nahinaliangan ni torop halak di bius patane, bale onan Balige. Dung i, dimangmang ma junjungan ni bius godang i, i ma sahalak Pande Nabolon. Disahalahon jala ditonggohon ibana ma tu Ompu Mulajadi Nabolon, tu Debata Natolu, dohot tu hasontian ni Ompu Raja Singamangaraja, asa tangkas dipatuduhon manang ise do naminiahanna laho manjunjung harajaon ni raja Sisingamangaraja, udutna. Jadi, ala naung sanga i dijujung si Raja Pallupuk harajaon ni Amanai uju ngoluna, jala ala na laos ibana i huhut anak sihahaan dipartubu, laos tu ibana do parjolo dipasahat pangujianon i; asa patuduhononna hasontionna. Asa sian ombas manogot ni ari i ma ditontuhon Pande Nabolon gondang di ibana sahat ro di na hos ari, jala sian ombas guling ni ari ma muse tu na bot ia gondang di anggina si Patuan Bosar Ompu Pulobatu.Jadi ma songoni. Dung i diuji ma parjolo Raja Pallupuk. Digondangi ma ibana mamuhai sian ombas parnangkok ni mataniari sahat tu na hos ari. Alai ndang adong na boi dipaturo manang ditonggo ibana nanggo sada sian tanda ni sahala hasontion. Ditortorhon jala ditonggohon pe hujur sane hujur singiris i asa mangido udan, alai ndang marna ro udan. Dung i muse, naeng umpatonna pe piso Gaja Dompak i, alai ndang ra mumpat piso i sian bagasan sarungna. Dijou ibana ma muse hoda hundangan sihapas pili i asa ro tu ibana, ipe ndang olo ro mandapothon Raja Pallupuk. Parpudi, diabashon ibana ma piso pangabas i, ipe ndang adong lapatanna; ala so adong manang gabe marsimangot piso i dung ditiop i ro ma Pande Nabolon didok ma tu si Raja Pallupuk "Nunga sae be tingki ni gondangmu ale Rajanami, Pallupuk. Hundul ma hamu jolo, asa dibahen anggim si Patuan Bosar Ompu Pulobatu ma di ibana muse gondangna, ai nunga tu milingna nama ari," ninna. Dung i, hundul ma Raja Pallupuk. Alai dang piga dan, marsurak ma dibege ibana torop jolma, nunga songon na paimahon tortor ni raja na imbaru nama begeon panghuling ni surak nasida i di si Patuan Bosar; ai tung renta antong sude nasida begeon mariaia jala manghata angka hata singkop diatur lage si pitulampis laho inganan panortoron ni si Patuan Bosar, mangulahi dipadenggan ma muse sude nasa ula-ula i tu hundulanna. Disi dipatubegehon angka pande uning-uningan i angka ula-ulana i, denggan ma angka i antong manghuling. Tung anit be nama soara ni taganing i begeon ni sipareon dung dipalu, dos hira na manghatai simarnoninoni i. Situmoar pe muse dung diombus nunga sai songon na mamingkas manariur soarana, sai songon na marende-ende i begeon ala ni domuna takna tu serser ni hesekna, gabe geok ma di sipareon ni na umbegesa. Disi ojak muse duansa simanjojak ni Ompu Pulobatu tu lage sipitu lampis panortoranna i, nunga pintor marhobot be langit tinutupan ni angka ombun, jala margorok-gorok ma langit tanda ni na naeng ro udan. Dung i, manomba-nomba ma tangan ni si Patuan Bosar adop tu ginjang, asa manomba ibana tu Mulajadi Nabolon, tu Debata Natolu, tu sahala ni suru-suruan parhalado, dohot tu sahala ni Ompu Siraja marhobot ma ia langit, jala dang sadia leleng muse marbujogo ma tarbege udan ro songon natinompashon. Dung i, dipangido raja i ma parjolo tu Raja Panuturi Pande Nabolon i piso gaja dompak, ima pusaha hasontion ni Amana i Raja Sisingamangaraja. Ditortorhon raja i ma i jala ditonggohon, disahalahon ma i muse tu angka sahala ni Ompu na santi; asa dipaloas i didok roha ni raja i umpatonna nalnal idaon ni situan natorop. Disintak raja i ma piso i asa mambuat i sian bagas sarungna. Pintor mamalsak ma sillam tutu tu anak ni mata ni angka jolma na marnidasa. Siloan ma deba sian natorop i, ala so tahan simalolongna be laho marnida. Ia dung muse dipasarung raja i piso i, toho, marungut-ungut do piso i muse tarbege, sai patungoripon panghuling ni soarana. Dung salpu dipangido raja i piso gaja dompak, piso pangabas ma udutna. Ditonggo raja i ma i tu sahala hasontion ni piso i. Dang piga dan, marsoluk ma i tu piso i. Diabashon raja i ma i tu desa naualu luhutan ni bindu matoga, jadi pintor sumisi ma ombun i patiurhon langit i muse. Mamilngas ma dungkon ni i mataniari laho maninar angka na ganup na matonu binuat ni udan sinangkinondi. Dung i, dijou raja i ma muse hoda hundangan sihapas pili i. Marihe-ihe ma hoda i ro mandapothon raja i tu tonga ni lobuan i. Asa ndang pola mamorut tali manang jorat ni hoda raja i, pintor nangkok ma ibana manghunduli hoda sihapas pili i. Dienjak raja i ma hoda i laho marhaliang-haliang tu tonga ni lobuan i. Asa dungkon na songoni i, natorop i pe marsurak-surak ma jala mariaia, huhut ma nasida be mandok angka hata sihoras-horas. Dung sidung sude pangujianon i di nasida nadua; asa mamillit ise raja Sisingamangaraja singkat ni Amana, diuduti ma muse ulaon i tu na pasahathon patuan Sisingamangaraja tu si Patuan Bosar Ompu Pulobatu. Pampe ma sahala harajaon ni Amana i tu ibana, jala digoar ma ibana dungkon ni i gabe si Sisingamangaraja na pasampuluduahon XII.Dung naung songon i na masa i, jala nang pe tardok poso dope tingki i umur ni si Patuan Bosar naung pintor pampe i tu ibana harajaon raja Sisingamangaraja pasampuluduahon XII bahen singkat ni Amana, dang pala dia i ianggo di roha ni si Raja Pallupuk. Tung lela do rohana maradophon anggina i. Dang gabe tubu bada di roha ni si Pallupuk muse dungkon na pampe i tu anggina harajaon i; nang pe naung sanga hian didalanhon ibana harajaon i uju dingolu ni Amana marsadia leleng. Gariada, tung tanggo do tarida hasadaan ni roha nasida na martinodohon na saama pulik ina i, ima marhite paraloanna tu bangso partungkum Bolanda dohot nasa halak sibontar mata. Ala tarboto do na sahali na laho do si Pallupuk mardalani tu humaliang bius ni tano Batak, mandok asa unang ra nasida manggarar seo ianggo tu bangso partungkum Bolanda. Asa umangat ma i didok si Pallupuk lehonon nasida tu harajaon ni Sisingamangaraja pasampuluduahon XII; molo pe na ingkon do i pasahaton ma songoni. Alai alani pambahenanna i, tung patubu rimas na marsigorgor do i dibagas ate-ate ni bangso partungkum Bolanda. Sian i, marnehet-nehet torus jala leleng ma sobu parporangan di nasida na dua horong. Ai boha pe, ndada na laho bolas didok roha ni bangso partungkum Bolanda ontangonna harajaon naniuluhon ni raja i asa olo mardame-dame manang gabe balikna ro mangurupi nasida. Nunga dipingkiri raja Sisingamangaraja pasampuluduahon XII hian i nian andorang so diulahon si Pallupuk songoni, ala dung dirajumi raja i nunga tung tanggo partahanan dohot parik ni harajaon na ginonggomanna i, naung pinauli ni Amanasida hian, ima raja i Sisingamangaraja pasampulusadahon XI; managam molo bait dia masa muse di sada tingki parporangan tu luat songon hahana si Pallupuk, raja Sisingamangaraja pasampuluduahon XII pe sai ringgas do laho mardalani tumopot humaliang ni luat na ginonggomanna i. Sai laho do tong mebat raja i tu angka nagori parbolatan ni tano Batak, isarana tu nagori Anse dohot nagori na asing pe na dingkan habinsaran. Marhite angka pardalanan ni raja i, marpanghorhon do i tutu tu harajaon na ginonggomanna, ala gabe olo do angka nagori naniebatanna i mangurupi ibana uju naung lamu ganas i bangso partungkum Bolanda laho mamorangi asa marsuasaehon tano Batak. Alai, ndada na holan mebat boti raja i molo pe laho borhat ibana tu torop luat. Deba sian i, na manandanghon hadatuon dohot alemuna do raja i tu angka torop datu dohot ulubalang; asing ni na patudu holongna ibana laho mangurupi pangisi ni huta i marhite pambahenan naung dung i hian diulahon Ompungna raja Sisingamangaraja na palimahon V, ima marhite na gabe sahalak na pogos ibana asa tumanda pangalaho ni angka parripena. Sian i, diurupi raja Ompu Pulobatu do nasida niebatanna i laho manonggohon asa ro udan, ala sipata do nunga masa logo ni ari sinanggar-nanggar di luat nanidapothonna i. Angkup ni i, huhut do raja i manguhum angka jolma na tongon didapot raja i so mangulahon pintor tu donganna; ima uju na marrumanghon sada halak na pogos i ibana ro. Jala tung sada raja na hasantian do tutu raja Sisingamangaraja pasampuluduahon XII diboto torop halak. Ai tung bolas do raja i diingot halak paruarhon mata mual tombal na mangantukhon tungkotnai sambing ibana tu tano. Na apala diingot roha ni jolma, ima batang aek na metmet donokhon ni luat Bakara, na margoar Aek Sipangolu. Ima batang aek na hea i gabe inganan paridian ni raja i. Jala na laos gabe inganan ni torop halak i muse marroan asa mandaoni sahitna, pola do marroan dohot sian luat sihadaoan. Na mambahen longang, gari sanga do uju i rumar angka bagas naung somal hinan gabe inganan ni angka na marsahit; ala nunga dirgos be be angka jolma i dungkon laho nasida maridi tu Aek tarbortik tu bangso partungkum Bolanda na adong aek sisongon i di luat naginonggoman ni raja Sisingamangaraja pasampuluduahon XII, lam dionjati nasida ma paranganna tusi; asa manghahap inganan i. Gabe marseo ma inganan i muse dibahen bangso partungkum Bolanda tu manang ise pe na ro laho marubat tusi. Dung diboto raja Sisingamangaraja pasampuluduahon XII na masa i, tung dihasogohon rohana ma sandok halak sibontar mata na adong di luat ginonggomanna tano Batak. Dihasogohon raja i ma muse dohot si Nommensen, naung mamaritahon hakaristenon i tu torop huta di tano Batak, jala naung gabe bahat i nuaeng halak na mangihuthon ibana diboto raja i. Laos Raja i sandiri do dohot hahana si Pallupuk hatiha i na manguluhon paraloan tu bangso sibontar mata dohot tu huta naung sanga i kinaristenhon ni si Nommensen. Alani i, sai na hurang tibu ma didok roha ni bangso partungkum Bolanda dapot nasida manangkup raja i. Alai, nang pe naung piga-piga hali sai hira na naing dapot nama ditahop nasida raja i, sai tongtong do bolas raja i malua. Gariada, boi dope jotjot Sisingamangaraja diboto Bolanda sai ro mebat tu luat Silundung sian naso pamotoan nasida manang sadihari tusi borhatna. Ai boi do didok deba raja i marhalindo, ima angka nasida na sanga hian tangkas tumanda ibana. Alani naso gira dapot i raja i, sai lam ditambu bangso partungkum Bolanda ma muse paranganna sian Sibolga, huhut laho mangadopi na masa na pinatupa ni raja i nasida di Bahal Batu dohot di tung manehenehe nama dohonon bangso partungkum Bolanda asa mamboto didia do partabunianan ni raja i sian torop jolma. Pola do gari dipamasa nasida partungkum i tamitami na godang, silehononna tu manang ise pe na giot sian parripe i laho paboahonsa. Alai sude jolma i dos tu halak naung pinopaan do, ala so mangate agia ise pe sian nasida pabotohon inganan partabunianan ni raja i; nang pe naung dipanangkok bangso partungkum Bolanda muse tamitamina i sahat tu na toluhali lompit tung mamunsu be sogo ni roha ni bangso partungkum Bolanda di raja i Sisingamangaraja pasampuluduahon XII, alani na sai so dompak i ibana mangalo nasida. Ai sai songon na disoro-sorohon do parniahapan ni bangso partungkum Bolanda marnida paraloan nabinahen ni raja i maradophon nasida molo patontang. Nunga sai loja be bangso partungkum Bolanda dibahen raja i mangulului dalan songon dia do dalan na denggan laho sibahenonna asa dapot nasida manahop raja i; ai gari tung holiholi ni Amana pe, ima raja Sisingamangaraja pasampulusadahon XI, sai dohot do dilanja Ompu Pulobatu dohot si Pallupuk manang tudia pe nasida laho uju di paraloannasida maradophon bangso partungkum Bolanda. Jala sai rap do dohot mangurupi ibana angka ianakhon ni rajai, ima si Patuan Nagari, si Patuan Anggi, nang boruna si Lopian. Angka ianakhonna na asing pe, isarana si Buntal, si Sabidan, si Panghilim, si Mangarandang, si Barita, ima angka ianakhonna na mansai metmet-metmet i dope, sai dohot do i dipaboan-boan raja i diboto bangso partungkum Bolanda. Ai ganup ro parangan ni bangso partungkum Bolanda laho manahop raja i, sai bolas do raja i malua. Jala tung so ise sian pomparan ni raja i pe na boi dapot nasida partungkum i asa tabanonna, ai sai jalo-jalo do ditabunihon raja i nasida di sada-sada inganan naso binoto ni manang ise; ala diboto raja i do na bolas do muse nasida angka ianakhonna manang sian ripena na onom i bahenon ni bangso partungkum Bolanda gabe ompan laho parohon ibana asa tahopon nasida. Dirajumi bangso partungkum Bolanda ma saluhutna angka i ai asing ni na hasantian hape raja i, dohot do tang diibana isara parporangon. Jala tung ingkon tibu do boi luluan nasida didok rohana usat ni sada tingki, adong ma arimbos dibege bangso partungkum Bolanda taringot tu raja i Sisingamangaraja pasampuluduahon XII. Ima na mandok 'Na ingkon muli do raja i marhite sian dalan ni Huta Tinggi, manang so i sian Lintong Nihuta, molo marhitehon tur do ibana ro mandapothon luat naginonggomanna i. Manang so i, molo na marhite sian dalan aek pe raja i mamolus, ingkon sian pulo Pandopur dohot Nainggolan, ima huta naung hinuasoan ni si Raja Huksa dongan ni Nommensen i do na laho sidalananna'. Alani i, martahi ma bangso partungkum Bolanda manahop raja i di dalan-dalan naung ginoaran onteng. Hape tung arimbos ni raja Sisingamangaraja pasampuluduahon XII i pe molo adong ma na boi dapot ni bangso partungkum i. Nang pe naung manojom muse parangan ni partungkum i tu Bakara sian i, alai tontong do so adong dapot nasida raja i disi; ala adong do dohonon sahat tu na onom hali tula raja i naso binoto ni halak bangso partungkum Bolanda manang didia martabuni. Hape na laho do raja i tungkan atara ni huta Laguboti, andorang so manaborang ibana sian i tu Tomok Samosir. Asa sian i ma muse tolhas raja i tu dolok-dolok na di Samosir, dung pe i asa tu Bakara; laho mangaturhon paraloan-paraloan na metmet muse sian i raja i tu bangso partungkum Bolanda di Tanggabatu, di Lintong Nihuta, dohot di lan huta na sai lam sumurut ma jolma na olo mangurupi paraloan ni raja i dompak bangso partungkum Bolanda, ala huhut marnida nasida naung lam torop i parangan ni bangso Bolanda, jala huhut na sai adong i muse sipamatamata ni bangso i na mian manang didia pe suhi ni hutana. Alani i, lam tarojur ma raja i, pola do munsat ibana dao sahat tu tano Dairi. Alai nang pe naung disi raja i, tongtong do dipatupa raja i paraloanna maradophon bangso partungkum, ima marhite na mamorangi inganan naung hinuasoan ni bangso partungkum i ibana di huta namargoar Butar. Rongom ma ro muse tu Butar parangan ni bangso partungkum Bolanda laho manahop raja Sisingamangaraja pasampuluduahon XII, alai munsat ma tibu muse raja i sian i tungkan tano Pakpak, ima dingkan manabia ni tao Toba. Sian i, tongtong do dipatupa rajai muse paraloanna tu bangso partungkum Bolanda, ima paraloan na dingkan habinsaran ni tao Toba i. Hira i ma paraloan na tarbilang di bangso partungkum Bolanda dibahen raja i, ala nang pe tung adong paraloan ni raja i angka na asing, tung paraloan na dao ummetmet nama i didok roha nasida, naso pola tama masuk i tu bagas dung na sai leleng i songoni, ima naso marna dapot i ditahop nasida raja i Sisingamangaraja pasampuluduahon XII; nang pe naung marhite songoni torop parangan naung niarahon nasida holan laho manangkup sasada ibana, gabe pangarimason ma sada uluan na tardok sahalak baoa na gasagasaon, ima uluan na tartumimbo sian angka uluan naung disi hinan, na margoar si Hans Christoffel. Ditungir-tungiri ibana ma apala manat inganan partabunianan ni raja i. Dapot ma inganan i di dingkan sada huta na margoar Sindias, sada huta dingkan ni sada dolok-dolok rongkanan ni huta Sionom Hudon, Parlilitan. Marhite sian isara parporangon naso somal niulahon ni bangso partungkum Bolanda ma dibahen uluan ni parangan si Hans Christoffel i isara nasida marporang uju ro nasida mandapothon inganan i laho manahop raja Sisingamangaraja pasampuluduahon XII. Ai tung marsalasala pitpit do dibodili parangan dohot uluan ni bangso partungkum na ro i nasa jolma najinumpangan nasida soada rosom. Diparsipal nasida ma manembahi angka jolma i marhite angka sinjata dohot rostaha. Dung naung lam torop diida marmatean angka parangan na balang roha tu nasida, ruar ma si Lopian dohot Amana laho mangalo parangan ni si Christoffel. Alai dapot ma dibuat bodil boru hasian ni raja i si Lopian. Dung naing mandok tinggang nama boruna i, ro ma raja i, ditangkup ma boruna i laos dihaol ma tu abinganna; asa boanonna hian dope didok rohana si Lopian sumisi sian inganan i tu inganan naso laho botoon ni agia ise pe sian bangso partungkum Bolanda. Alai, tarsubang ma raja i di angka alemu naung pineopna; binahen ni mudar ni boruna i naung sap i tiris manonui pamatangna. Gabe dapot ma dihilala raja i hansit ni piruru nabiningkasan ni bangso partungkum Bolanda i manombuk angka holiholi dohot dagingna; ala nunga mago be diibana gogo ni parsalision na adong i hian pineopna. Madabu ma raja i tu tano rap dohot boruna; naung jumolo i malua sian abinganna, jala naso sadia i paholang daona nasida nadua peak diatas ni tano dapot tarbodil didok roha ni uluan ni bangso partungkum Bolanda si Hans Christoffel raja Sisingamangaraja pasampuluduahon XII, lanjaonna ma bangke ni raja i didok rohana sian i, asa boanonna i tu besteng pusok ni huta inganan naung hinuasoanna; alai dang boi bangke i tarbuat nasida. Ai lohot do bangke ni raja i ditano i nang sai digogo nasida parangan ni si Christoffel laho manghandit asa boanonna. Dung i, sai lam tu bagasna do muse bangke ni raja i suruk masuk tu bagasan tano inganan hapeahanna i dungkon na sai niulahan ni parangan ni bangso partungkum i laho manghanditsa. Alani i, mulak boti do parangan ni bangso partungkum Bolanda sian inganan i so mamboan agia aha sian bangke ni raja Sisingamangaraja pasampuluduahon XII; nang pe adong muse piga-piga parbarita na mandok na ditampul si Hans Christoffel do muse sada simanjujung ni parangan ni raja i, nanirajuman nasida hira umbuk rupana tu rupa ni raja i laho boanonna sian i bahen laos diinganan hapeahanna i do dipajongjong udean ni raja i Sisingamangaraja pasampuluduahon XII; nang pe dung dilaon-laon ni ari muse, marhite sanggim tano nabinuat sian atas inganan hapeahan ni raja i, dipatupa do muse udean ni raja i di Balige, asa tung haru dumonok i antong didok roha ni angka sisolhot ni raja i tu pusok rongkanan ni tano Batak. Sian i, marujung ma harajaon ni raja i Sisingamangaraja. Dang diuduti halak Batak be harajaonna i, ala lumehetan nama dietong jolma i dang pala be marraja bangso Batak molo di hajolmaon di na marsahoum. Tu Tuhan i nama umangat dihilala bangsoi nuaeng nasida marhuraja. Ai raja do tutu anak, suang songoni dohot boru ni halak Batak. Targoar raja do saluhutna nasida; nasa jolma pomparan ni Ompu i Si Raja Marno Siagian

piso gaja dompak sisingamangaraja